Pages

Subscribe:

Kamis, 23 Desember 2010

Ar-rad 4

Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.


Tafsir Surah Ar Ra'd 4

Dan terdapat pula di bumi, bagian-bagian tanah yang berdekatan dan berdampingan tetapi berlainan kesuburannya. Ada tanah yang sangat subur untuk ditanami tanaman apa saja, ada pula tanah yang hanya dapat ditanami pohon-pohon besar saja, tetapi tidak baik untuk ditanami tanaman palawija atau sebaliknya, dan ada pula tanah yang lunak dan ada pula yang keras yang untuk memecahkannya memerlukan dinamit dan bahan peledak. Dan di bumi terdapat kebun-kebun anggur, tanaman palawija dan pohon yang bercabang dan tidak bercabang. Semuanya itu disiram dengan air yang sama tetapi menghasilkan buah yang beraneka warna rasanya, seperti pohon tebu yang rasanya manis, buah jeruk yang rasanya manis dan masam serta buah paria yang rasanya pahit, dan lain sebagainya. Allah melebihkan sebahagian tanaman-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang bentuknya, rasanya dan baunya. Pada semua tanda-tanda itu terdapat kekuasan Allah dan menjadi dalil yang membawa keyakinan bagi orang-orang yang suka berpikir.











Albaqarah 164

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”

Tafsir Surah Al Baqarah 164

Dialah yang menciptakan langit dan bumi untuk keperluan manusia, maka seharusnyalah manusia memperhatikan dan merenungkan rahmat Allah Yang Maha Suci itu karena dengan memperhatikan isi semuanya akan bertambah yakinlah dia pada keesaan dan kekuasaan-Nya, akan bertambah luas pulalah ilmu pengetahuannya mengenai alam ciptaan-Nya dan dapat pula dimanfaatkannya ilmu pengetahuan itu sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah Yang Maha Mengetahui. Hendaklah selalu diperhatikan dan diselidiki apa yang tersebut dalam ayat ini, yaitu:
1.Bumi yang didiami manusia ini dan apa yang tersimpan di dalamnya berupa perbendaharaan dan kekayaan yang tidak akan habis-habisnya baik di darat maupun di laut
2.Langit dengan planet dan bintang-bintangnya yang semua berjalan dan bergerak menurut tata tertib dan aturan Ilahi. Tidak ada yang menyimpang dari aturan-aturan itu, karena apabila terjadi penyimpangan akan terjadilah tabrakan antara yang satu dengan yang lain dan akan binasalah alam ini seluruhnya. Hal ini tidak akan terjadi kecuali bila penciptanya sendiri yaitu Allah Yang Maha Kuasa telah menghendaki yang demikian itu.
3.Pertukaran malam dan siang dan perbedaan panjang dan pendeknya pada beberapa negeri karena perbedaan letaknya, kesemuanya itu membawa faedah dan manfaat yang amat besar bagi manusia. Walaupun sebab-sebabnya telah diketahui dengan perantaraan ilmu falak tetapi penyelidikan manusia dalam hal ini harus dipergiat dan diperdalam lagi sehingga dengan pengetahuan itu manusia dapat lebih maju lagi dalam memanfaatkan rahmat Tuhan itu.
4.Bahtera yang berlayar di lautan untuk membawa manusia dari satu negeri ke negeri lain dan untuk membawa barang-barang perniagaan untuk memajukan perekonomian. Bagi orang yang belum mengalami berlayar di tengah-tengah samudera yang luas mungkin hal ini tidak akan menarik perhatian, tetapi bagi pelaut-pelaut yang selalu mengarungi lautan yang mengalami bagaimana hebatnya serangan ombak dan badai apalagi bila dalam keadaan gelap gulita di malam hari hal ini pasti akan membawa kepada keinsafan bahwa memang segala sesuatu itu dikendalikan dan berada di bawah inayat Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa.
5.Allah swt. menurunkan hujan dari langit sehingga dengan air hujan itu bumi yang telah mati atau lekang dapat menjadi hidup dan subur, dan segala macam hewan dapat pula melangsungkan hidupnya dengan adanya air tersebut. Dapat digambarkan, bagaimana jika hujan tiada turun dari langit, semua daratan akan menjadi gurun sahara, semua makhluk yang hidup akan mati dan musnah kekeringan.
6.Pengendalian dan pengisaran angin dari suatu tempat ke tempat yang lain suatu tanda dan bukti bagi kekuasaan Allah dan kebesaran rahmat-Nya bagi manusia. Dahulu, sebelum adanya kapal api kapal-kapal layarlah yang dipakai mengarungi lautan yang luas dan bila tidak ada angin tentulah kapal itu akan tenang saja dan tidak dapat bergerak ke tempat yang dituju. Di antara angin itu ada yang menghalau awan ke tempat-tempat yang dikehendaki Allah, bahkan ada pula yang mengawinkan sari tumbuhan dan banyak lagi rahasia-rahasia yang terpendam yang belum dapat diselidiki dan diketahui oleh manusia.
7.Demikian pula harus dipikirkan dan diperhatikan kebesaran nikmat Allah kepada manusia dengan bertumpuk-tumpuknya awan antara langit dan bumi. Ringkasnya semua rahmat yang diciptakan Allah termasuk apa yang tersebut dalam ayat 164 ini patut dipikirkan dan direnungkan bahkan dibahas dan diteliti, untuk meresapkan keimanan yang mendalam dalam kalbu, dan untuk memajukan ilmu pengetahuan yang juga membawa kepada pengakuan akan keesaan dan kebesaran Allah.

Asbabulnuzul Surah Al Baqarah 164

Diketengahkan oleh Said bin Manshur dalam Sunan-nya dan Faryabi dalam Tafsirnya, serta Baihaqi dalam 'Syu`abul Iman' dari Abu Dhuha, katanya, "Tatkala turun ayat, 'Tuhanmu ialah Tuhan Yang Satu, tiada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,' (Q.S. Al-Baqarah 163) orang-orang yang musyrik pun merasa heran dan mengatakan, 'Tuhan Yang Satu? Sekiranya ia benar, cobalah datangkan sebuah tanda atau buktinya kepada kami!', maka Allah pun menurunkan, 'Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi...' sampai dengan firman-Nya, '...bagi kaum yang mengerti.'" (Q.S. Al-Baqarah 164). Kataku, "Hadis ini mu`dhal, tetapi ada hadis lain yang menjadi saksinya dikeluarkan oleh Ibnu Abu Hatim dan Abu Syeikh dalam Kitab 'Al-Azhamah' yang diterima dari Atha." Ia mengatakan kepada Nabi saw. di Madinah turun ayat, "Tuhanmu ialah Tuhan yang satu, tiada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." (Q.S. Al-Baqarah 163). Maka orang-orang kafir Quraisy di Mekah pun berkata, "Mana mungkin manusia yang begitu banyak diatur hanya oleh satu Tuhan." Lalu Allah pun menurunkan, "Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi..." sampai dengan firman-Nya, "...bagi kaum yang mengerti." (Q.S. Al-Baqarah 164). Dan diketengahkan pula oleh Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Mardawaih dari jalur yang baik dan bersambung (maushul) dari Ibnu Abbas katanya, "Orang-orang Quraisy mengatakan kepada Nabi saw., 'Mohonkanlah kepada Allah agar bukit Safa dijadikannya bagi kami sebuah bukit emas hingga menjadi kekuatan bagi kami untuk menghadapi musuh-musuh kami." Allah pun mewahyukan kepadanya, "Baiklah, Aku akan memberikannya kepada mereka, tetapi sekiranya mereka kafir lagi sesudah itu, maka Aku akan menyiksa mereka dengan suatu siksaan yang belum pernah Kutimpakan kepada seorang pun di antara penghuni alam!" Jawab Nabi saw., "Wahai Tuhanku! Biarkanlah aku menghadapi kaumku dan aku akan menyeru mereka dari hari ke hari." Maka Allah pun menurunkan ayat ini, "Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dengan siang." (Q.S. Al-Baqarah 164). Betapa pula mereka akan meminta bukit emas padamu lagi, padahal mereka telah menyaksikan bukti-bukti yang lebih besar!



Al-Baqarah 266

“Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, Kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya.”

Tafsir Surah Albaqarah 266

Dipangkal ayat ini digambarkan suatu kebun yang sangat disukai para petani. Di negeri tempat turunnya ayat ini, di tanah Arab dan seluruh negeri Timur Tengah, kebun kurma dan anggur yang di dalamnya mengalir sungai-sungai merupakan kebun yang sangat idaman dan dicita-citakan.
Ayat ini merupakan penjelasan dari ayat sebelumnya bahwa perbuatan riya itu tidak menghasilkan apa-apa alih-alih seperti lapisan debu tipis di atas bebatuan yang bisa lenyap seketika karena percikan air hujan. Pada ayat 266 ini, perumpamaan tersebut diperjelas dengan contoh kebun anggur dan kurma yang diusahakan oleh seorang petani tua. Allah kuasa menghancurkannya dengan mudah hanya dengan satu kali peristiwa puting beliung.
Begitu pula harta yang dimiliki orang-orang riya, harta tersebut tidak akan memberi manfaat dan keberkahan yang sempurna, dikarenakan dia menggunakannya untuk berbangga diri dan menyakiti hati para penderma yang malang.
Asbabun Nuzul Al-Baqarah 266

‘Ubaidillah bin Umair ra. Berkata, “ Suatu hari Ibnu Abbas ra. Berkata, ‘ Ada seorang lelaki kaya raya yang beramal dengan penuh ketaatan kepada Allah. Kemudian, Allah mengutus setan kepadanya, sehingga ia berbuat maksiat. Seluruh amal kebajikannya pun menjadi lenyap. Lalu, turunlah ayat ini.” (HR. Bukhari).



Al-Baqarah 219

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,”

Tafsir Surah Al-Baqarah 219

“Mereka bertanya kepada engkau dari hal minuman keras dan perjudian.” (pangkal ayat 219). Rasulullah telah diperintahkan untuk memberi jawaban yang mendidik dan mengajak berpikir: “Katakanlah: Pada keduanya itu ada dosa besar dan ada (pula) beberapa manfaat bagi manusia.” Adapun dosa besarnya tentu sudah sama dirasakan pada waktu itu. Orang yang minum sampai mabuk, tidak akan dapat lagi mengendalikan diri dan akal budinya. Nafsu-nafsu buruk yang selama ini dapat ditekan dengan kesopanan , apabila telah mabuk tidak dapat lagi dikendalikan. Begitu pula dengan berjudi, harta benda yang susah payah dikumpulkan bertahun-tahun, bisa habis seketika di meja judi. Sehingga keperluan hidup yang lain terlantar.
Disinilah Rasulullah berperan untuk menyampaikan ajaran berpikir dengan dua cara: pertama pertimbangkanlah terlebih dahulu manakah yang lebih besar dosanya daripada manfaatnya? Yang kedua, rasulullah telah diwahyukan untuk menyuruh umat beriman mempertimbangkan dengan seksama tiap-tiap perbuatan.
Menurut keterangan as-Sayuthi, atas dasar suatu riwayat dari Imam Ahmad dari Abu Hurairah, seketika Rasulullah telah sampai di Madinah, beliau mendapati orang-orang terbiasa dengan aktifitas perjudian dan mabuk-mabukkan. Jika ada perjudian, tentu kerap terjadi pertengkaran dan kekacauan. Inilah yang membuat seseorang mendatangi Sang Nabi dan menanyakan bagaimana ketentuan agama tentang khamr dan perjudian.

Asbabun Nuzul Al-Baqarah 219

‘Umar bin Khaththab ra, berkata, “Saa Turun larangan minum khamr, aku berdoa, ’Ya Allah, jelaskanlah kepada kami, tentang hukum khamr dengan sejelas-jelasnya. ‘Terhadap doaku itu, turunlah permulaan ayat ini. “(Hadis sahih, Riwayat Ahmad). Ibnu Abbas ra. Berkata, “Saat turun perintah untuk menafkakan harta dijalan Allah, beberapa sahabat mendatangi Rasulullah saw. Dan bertanya, ’Sesungguhnya kami tidak mengetahui maksud sedekah yang telah perintahkan kepada kami dan apa yang harus kami keluarkan ?’ Atas pertanyaan mereka, turunlah lanjutan ayat ini yang artinya ” dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkakan...........(HR.Ibnu Abi Hatim.Lihat Ibnu Katsir:1/348)



Ar-Rum 21

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”


Tafsir Surah Ar-Rum 21

Allah menciptakan Siti Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam as. sedangkan manusia lainnya tercipta dari gabungan air mani (spermatozoid) dan sel telur (ovum) laki-laki dan perempuan. Allah menurukan ayat ini, antara lain agar manusia berpikir mengenai peran laki-laki dan perempuan dalam ruang lingkup rumah tangga. Tentang sifat-sifat kodrati yang diciptakan untuk saling bertalian di antara keduanya. Hal ini membuktikan betapa Maha Besarnya Allah dengan segala keindahan dan perhiasan dunia yang diciptakan. Sebuah reaksi kimiawi yang indah dan abstrak namun bisa dirasakan dan dinikmati secara konkrit sebagai bagian dari rezeki dan rahmat bagi seluruh alam, khusunya umat manusia yang diciptakan berpasang-pasangan.
Ayat ini turut pula bersinggungan dengan fenomena yang muncul pada awal abad kedua puluh, mengenai status gender dan isu-isu feminisme yang digembar-gemborkan para liberalis. Sejak dulu Islam, baik dalam Al-quran maupun hadis-hadis Sang Nabi telah menjelaskan dengan baik mengenai posisi laki-laki dan wanita dalam sebuah konstruksi sosial dalam perspektif agama. Islam menentang dominasi dan intimidasi satu golongan gender terhadap yang lainnya. Karena pada dasarnya yang membedakan laki-laki dan perempuan adalah keimanan dan ketakwaan mereka(dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri). Sejak dulu Islam sangat menganggungkan perempuan dan memposisikan laki-laki dalam tempat yang terhormat sesuai dengan kodrat yang diberikan pada masing-masing. Sehingga sangat disayangkan apabila belakangan timbul opini yang menyebut bahwa Islam diskriminatif terhadap wanita.
Dalam catatan sejarah, wanita-wanita Islam telah ikut andil bagian dalam berbagai peperangan, penjilidan Al-quran, dan menjaga kemurnian periwayatan hadis-hadis nabi hingga sampai detik ini kita bisa mempelajarinya dengan mudah. Wanita dalam Islam adalah penting. Wanita telah menjadi inspirasi perjuangan bagi kaumnya sendiri, terlebih bagi semua umat Islam, untuk terus berjuang memurnikan risalah dan menjaga ajaran Islam hingga akhir zaman. Seperti kata hadis Nabi, sesungguhnya wanita adalah tiang Negara.
Hal tersebut telah membuktikan bahwa peran wanita sangatlah penting dalam Islam. Wanita tidak hanya menjadi ibu rumah tangga yang berkutat dengan hal-hal monoton, namun turut ambil bagian dalam peristiwa-peristiwa penting. Allah SWT telah menjelaskan peran-peran wanita dalam kehidupan sosial melalui Al-quran. Ini bukan berarti perempuan dikelaskan menjadi nomor dua setelah laki-laki, namun Allah sesungguhnya sangat memahami kebutuhan dan kemampuan para hamba-Nya dibandingkan siapapu. Wallahua’lam.